INFO DUNIA PERIKANAN

Blog Stats

  • 367,962 hits

Start here

Tips Pendederan Ikan Patin

Pendederan dilakukan untuk menghasilkan benih yang berukuran lebih besar. Untuk kegiatan pembesaran yang ditujukan untuk menghasilkan ikan konsumsi, benih yang dibutuhkan biasanya berukuran > 50 g/ekor, terutama untuk pemeliharaan di keramba jaring apung (KJA), keramba, hampang. Benih ukuran tersebut sudah dapat berenang di perairan yang agak dalam dan tidak lolos ke luar melalui lubang jaring pada KJA.

Pendederan Ikan patin bos copy

Biasanya, kegiatan pendederan dilakukan di kolam tanah sehingga menghemat biaya pakan. Dengan pengolahan tanah yang baik dan pemupukan yang cukup, pakan alami akan melimpah didalam kolam sehingga benih memperolah pasokan pakan yang cukup. Pada kolam terpal, pemupukan tidak dapat dilakukan sehingga benih patin hanya memperolah pakan yang dipasok oleh pembudi daya.

Pendederan patin di kolam terpal sebaiknya dimulai dari benih berumur > 30 hari. Benih berumur > 30 hari sudah dapat beradaptasi dengan pakan buatan. Benih di tebar dengan kepadatan 100-200 ekor/meter persegi dengan kedalaman air kolam antara 40-60 cm. Selama pemeliharaan, benih diberi pakan pelet yang dihaluskan berbentuk tepung. Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 3-5% dari total berat badan ikan. Pemberian pakan dilakukan 405 kali sehari, yang dibrikan pada pagi, siang, sore, dan malam hari. Seperti ikan lainya, patin dilatih untuk makan pada waktu dan tempat tertentu.

Pakan untuk benih patin sebaiknya mengandungprotein 30-35%. Ini karena benih patin membutuhkan protein yang banyakuntuk tumbuh. Di alam, benih memakan berbagai planktonyang terdiri dari hewan dan tumbuhan yang mengandung protein tinggi.

Untuk mencegah benih patin terserang penyakit, sebaiknya benih patin tersebut diberi vitamin C dosis 250-500 mg/kg berat tubuh selama beberapa hari  sebagai imonustimulan atau diberikan lipo polisakari 10 mg/1 untuk mempertahankan stamina benih.

Kolam juga harus dijaga kebersihannya sehingga tidak menjadi sarang penyakit. Sisa pakan dan kotoran ikan di dasar kolam terpel secara rutin di bersihkan dengan melakukan penyifonan setiap 10-20 hari sekali. Penyifonan dilakukan menggunakan selang. Ujung selang yang satu dimasukkan kedalam kolam, sedangkan ujung yang lainya diletakkan ditempat yang lebih rendah dari dasar kolam, kemudian sedot hingga air kolam mengalir sambil ujung selang  didalam kolam digeser/digerak-gerakkan hingga endapan kolam tersedot keluar bersama air dasar kolam.Hal tersebut dilakukan di seluruh bagian kolam hingga air yang keluar tidak mengandung endapan lagi. Jika sudah berpengalaman, sifon hanya mengeluarkan air 20-30 cm saja. Setelah itu, air kolam ditambah air baru hingga ketinggianya separti semula.

Bila oksigen sangat minimal (misalnya, ❤ ppm) maka perlu diaerasi untuk menambah suplai oksigen terlarut. Bila suhu udara cukup dingin maka diatas permukaan air dapat dipasang lampu bohlam  berdaya 40-60 watt. Sebaliknya, bila suhu terlalu panas pada siang hari, segera lakukan pendinginan dengan memasang pelepah daun kelapa di atas kolam atau dapat pula menggunakan daun pisang. Untuk menghasilkan benih ukuran 50 g/ekor, dibutuhkan waktu pemeliharaan2-2,5 bulan. Benih ukuran 50 g dibutuhkan oleh pembudi daya untuk pembesaran KJA. Patin ukuran tersebut juga dapat dipasang di akuarium sebagai ikan hias.

sumber: https://www.banyudadi.com/tips-pendederan-ikan-patin/

Mengenal Probiotik Untuk Budidaya Ikan Nila

A. Latar  Belakang
Probiotik, oleh badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) serta Badan Kesehatan Dunia (WHO) diartikan sebagai mikroba hidup yang jika dikonsumsi dalam jumlah yang memadai, dapat meningkatkan kesehatan manusia atau hewan yang mengonsumsinya.
Di Eropa, probiotik sudah mulai digunakan peternak sejak dekade 1970-an. Dampak positif pada ternak, yakni meningkatnya  daya tahan tubuh ternak, mengendalikan dan menekan jumlah bakteri penyebab penyakit. Pemberian probiotik pada ikan dapat mengkondisikan jumlah  dan ragam mikroba yang menghuni saluran pencernaannya. Keadaan ini  mampu menekan pertumbuhan bakteri penyakit yang merugikan ikan. Selain itu mengurangi atau menyerap senyawa  racun di dalam saluran pencernaan, meningkatkan daya tahan tubuh ikan dan pada akhirnya meningkatkan produktivitas usaha budidaya ikan.
B. Mikroba  Merugikan
1. Bakteri perusak makanan
Beberapa spesies pengurai yang tumbuh di dalam makanan kemudian
mengubah makanan dan mengeluarkan hasil metabolisme yang berupa toksin (racun).  Contohnya antara lain :
a. Clostridium botulinum, menghasilkan racun botulinin, seringkali terdapat pada makanan kalengan.
b. Pseudomonas cocovenenans, menghasilkan asam bongkrek, terdapat pada tempe bongkrek.
c. Leuconostoc mesenteroides, penyebab pelendiran makanan.

Hasil gambar untuk foto probiotik

2. Bakteri denitrifikasi
Denitrifikasi yaitu nitrat direduksi menjadi nitrit dan akhirnya menjadi amoniak yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan. Jika oksigen dalam tanah kurang maka akan berlangsung denitrifikasi. Contoh bakteri yang menyebabkan denitrifikasi adalah: Micrococcus denitrificans, Pseudomonas denitrificans.
3. Bakteri pathogen
a. Bakteri penyebab penyakit pada manusia contoh anatara lain :
1). Salmonella thyposa: menyebabkan penyakit tifus
2). Shigella dysentriae: menyebabkan penyakit disentri.
3). Virio comma: menyebabkan penyakit kolera.
4). Haemophilus influenza: menyebabkan penyakit influenza.
5).Mycobacterium tuberculosis: menyebabkan penyakit TBC.
6).Clostridium tetani: menyebabkan penyakit tetanus.
7).Neiseria meningitis: menyebabkan radang selaput otak.
8).Mycobacterium leprae: menyebabkan penyakit lepra (kusta).
b. Bakteri penyebab penyakit pada hewan dan ikan, contoh antara lain :
1).Streptococcus agalactia: menyebabkan mastitis pada sapi (radang payudara).
2).Bacillus anthracis” menyebabkan antrak.
3).Actinomyces bovis: menyebabkan bengkak rahang sapi.
4).Cytophaga columnaris: menyebabkan penyakit pada ikan.
b. Bakteri penyebab penyakit pada tumbuhan, contoh antara lain :
1). Xanthomonas oryzae menyerang pucuk batang padi.
2). Xanthomonas campestris: menyerang tanaman kubis.
3). Pseudomonas solanacaerum: penyakit layu pada terung-terungan.
4). Erwinia amylovora: menyebabkan bonyok pada buah-buahan.

C. Mikroba  Menguntungkan (Probiotik)
Mikroba yang memiliki peran menguntungkan bagi manusia/ternak/ikan adalah mikroba pengurai, nitrifikasi nitrogen dalam usus, dan penghasil antibiotik. Mikroba pengurai memiliki kemampuan merombak senyawa organik kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana yang dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup lainnya. Seperti merombak senyawa amoniak yang bersifat racun menjadi nitrat yang merupakan senyawa bermanfaat bagi kesuburan perairan dan sebagainya.

1. Definisi probiotik
Para ahli dalam organisasi pangan dan pertanian PBB (FAO) mendefinisikan probiotik sebagai “mikroorganisme hidup yang bila diberikan dalam jumlah memadai akan menyehatkan tuan  rumahnya.” Mereka membantu pencernaan makanan, membatasi bakteri merugikan dan merangsang kekebalan tubuh. Probiotik berasal dari kata pro berarti mendukung (lawan katanya anti yang berarti melawan) dan biotic berarti organisme hidup. Jadi, probiotik adalah mikroorganisme hidup yang sengaja diberikan dengan harapan memberikan efek  menguntungkan bagi kesehatan inang.
Pemakaian mikroba hidup dalam makanan mempunyai sejarah yang cukup panjang. Pada awal tahun 1900, Ellie Metchnikoff (bapak imunologi) menulis teori bahwa orang Bulgaria yang banyak minum yoghurt terbukti lebih awet muda dibandingkan dengan yang tidak. Ia menyebabkan adanya “Bulgarian bacillus” dalam yoghurt, yang akhirnya dikenal dengan Lactobacillus bulgaricus dan digunakan untuk pembuatan yoghurt.

Istilah probiotik, yang berasal dari bahasa Yunani dan artinya adalah “for life”, digunakan pertama kali oleh Lilly dan Stillwell pada tahun 1965 untuk menggambarkan “substansi yang dikeluarkan oleh suatu mikroorganisme yang menstimulasi pertumbuhan yang lainnya.

2. Mekanisme kerja probiotik
Organ tubuh, terutama usus, merupakan tempat kehidupan bagi jutaan mikroorganisme atau bakteri. Tidak hanya bakteri baik yang dapat bekerja untuk kesehatan kita, tapi bakteri jahat pun dapat tumbuh dengan subur’ Keseimbangan antara bakteri baik dan jahat itulah yang turut menentukan kesehatan.
Keseimbangan bakteri diusus dapat terganggu dengan pola dan kebiasaan makan yang buruk, stres fisik dan emosional, kurangnya aktivitas fisik, kurangnya istirahat, dan penggunaan antibiotik yang berlebihan serta berkepanjangan.
Probiotik bermanfaat bagi kesehatan melalui salah satu proses berikut:
a. Persaingan untuk nutrisi. Untuk tumbuh dan ber kembang biak, bakteri usus yang baik menggunakan nutrisi yang sama dengan bakteri patogen. Konsumsi dari probiotik membantu membatasi perkembangan bakteri patogen.
b. Persaingan untuk perlekatan. Kemampuan bakteri untuk melekat di dinding usus merupakan elemen penting dalam perkembangbiakannya. Di sini sekali lagi persaingan terjadi antara bakteri baik dan buruk. Salah satu fungsi Penting bakteri probiotik adalah mencegah atau membatasi pertumbuhan bakteri patogen potensial (e- coli, salmonella, dan Iain-lain) pada dinding usus.
c. Merangsang kekebalan. Dengan mengoptimalkan keseimbangan mikroflora usus, probiotik memelihara dan merangsang imunitas tubuh. Bila dikonsumsi secara teratur, dapat membantu mengurangi risiko berbagai penyakit.
d. Memperbaiki pencernaan. Probiotik memproduksi enzim seperti polisakarida karbohidrat yang membantu mengurai makanan’ Dengan demikian usus kecil lebih mudah menyerap nutrisi yang terurai dari makanan.
Usus besar yang sehat harus mengandung probiotik (bakteri bersahabat) minimal 85% untuk mencegah kolonisasi mikroba buruk seperti E. coli dan salmonella yang menyebabkan penyerapan makanan menjadi buruk dan masalah kesehatan Iainnya.
3. Beberapa spesies probiotik dan manfaatnya:
a. Bifidobacterium bifidum adalah organisme probiotik sangat penting yang ditemukan dalam jumlah besar di usus dan mukosa vagina. Bifidobacterium bifidum mencegah perkembangbiakan E. coli, salmonella dan clostridium. Bakteri ini juga memproduksi asam laktat dan asam asetat yang menurunkan pH usus dan mencegah pertumbuhan bakteri jahat. Penelitian lain pada Bifidobacterium menunjukkan bahwa organisme ini juga merangsang penyerapan mineral seperti besi, kalsium, magnesium, dan seng.
b. Bifidobacterium longum merupakan bakteri probiotik dalam usus besar. Penelitian menunjukkan bahwa bakteri ini berkontribusi meningkatkan nilai gizi makanan dengan memproduksi vitamin melalui sintesis enzim pencernaan seperti fosfatase kasein atau lisozim. Bifidobacterium longum juga berpartisipasi dalam Pencernaan usus.
c. Bifidobacterium breve memungkinkan berfungsinya sistem Pencernaan, membantu menghambat pertumbuhan bakteri berbahaya dan merangsang sistem kekebalan tubuh. Bifidobacterium breve juga berperan penting dalam sintesis vitamin D dan K.
d. Bifidobacterium lactis dikenal menjaga keseimbangan mikroflora usus, mendorong penyerapan nutrisi, merangsang sistem kekebalan tubuh dan mendetoksifikasi usus, darah dan hati.
e. Lactobacillus acidophilus membantu pencernaan laktosa susu, merangsang respon kekebalan tubuh terhadap mikroorganisme yang tidak diinginkan dan membantu mengendalikan kadar kolesterol darah. Banyak publikasi yang menunjukkan bahwa Lactobacillus acidophilus menghasilkan zat seperti lactocidine atau ocidophiline yang meningkatkan stamina dan kekebalan.
f. Lactobocillus casei merupakan bakteri probiotik yang telah lama digunakan dalam susu fermentasi seperti pada produk Yakult, Jepang. Lactobacillus casei membantu membatasi pertumbuhan bakteri jahat dalam usus.
g. Lactobacillus plantarum menghasilkan asam laktat di saluran pencernaan. Penelitian menunjukkan bahwa Lactobacillus plantarum membantu mengurangi perut kembung. Spesies probiotik ini juga membantu penyerapan vitamin dan antioksidan serta menghilangkan komponen beracun dari makanan.
h. Bulgaricus hanyalah satu dari sekian banyak jenis bakteri yang menguntungkan tubuh. Beberapa jenis di antaranya adalah Lactobacillus acidophilus, L. casei’, L. rueteri, Streptococcus lactis, S. citrovorus, Bifobacterium bifidum, Saccharomyces baulardii, dan masih banyak lagi.
(Guz/Blw).

sumber: https://kkp.go.id/bp3medan/artikel/4262-mengenal-probiotik-untuk-budidaya-ikan-nila-oleh-bapak-abdulla-a-pi-mma

Empat Parameter Air Kolam yang Sehat

KOMPAS.com – Untuk mendapatkan kolam ikan yang sehat, Anda harus menjaga kondisi airnya dalam keadaan selalu baik dan sehat. Kondisi air kolam sehat akan membuat ikan tidak mudah sakit. Setidaknya ada empat parameter kualitas air yang perlu diperhatikan agar kolam Anda selalu dalam kondisi sehat. Empat parameter itu meliputi suhu air, keasaman dan kebasaan, kandungan oksigen, dan kandungan garam. Simak catatan tentang empat parameter tersebut:  Suhu air Suhu air bisa mempengaruhi pertumbuhan vegetasi air dan permintaan oksigen di dalam kolam. Peningkatan suhu air akan menyebabkan oksigen berkurang. Selain itu, tanaman dan ikan akan membutuhkan oksigen lebih banyak karena tingkat respirasinya meningkat. Pada dasarnya, ikan seperti ikan koi tidak memiliki masalah dengan suhu. Umumnya, ikan kuat menghadapi perubahan suhu. Hanya, jika ikan didatangkan dari luar, maka harus beradaptasi dengan air di Indonesia. Perubahan suhu air bisa mengakibatkan perubahan kebiasaan ikan. Semakin dingin, maka nafsu makan dan pertumbuhannya justru melambat. Saat seperti ini, porsi makanan sebaiknya dikurangi. Karena bila tidak dimakan akan membusuk dan membuat air terkontaminasi. Keasaman dan kebasaan Keasaman atau kebasaan air diukur dengan pH meter. Keasaman adalah salah satu faktor penting kualitas air yang mempengaruhi kesehatan ikan. Derajat keasaman diukur oleh kuantitas hidrogen dan hidroksil yang ada di air kolam. Skala pengukurannya dari 1 – 14. Jika ion hidrogen terlalu banyak maka pH terlalu asam. Sedangkan jika hidroksilnya lebih tinggi maka air terlalu basa. Air kolam ikan umumnya membutuhkan derajat keasaman 6,9 – 8. Angka ini mendekati nilai normal derajat keasaman. Ada banyak kemungkinan mengapa nilai pH di bawah atau di atas nilai normal. Seperti banyaknya asam karbon dari sisa metabolisme ikan, hal ini dipicu filter yang tidak bekerja baik, serta air kolam tidak rutin diganti. Kandungan oksigen Kandungan oksigen di dalam air harus mencukupi. Untuk kolam ikan koi, misalnya, kandungan yang dibutuhkan sekitar 6 miligram per liter. Kurang kadar oksigen, maka akan menyebabkan kematian ikan. Kandungan oksigen terkait suhu air, sehingga apabila ada kenaikan suhu air, maka kandungan oksigennya turun, dan demikian sebaliknya. Turunnya kadar oksigen bisa disebabkan jumlah tanaman air yang tidak seimbang. Banyaknya ikan di dalam kolam, serta sirkulasi air yang tidak baik saat masuk ke dalam filter juga menyumbang berkurangnya oksigen. Untuk menjaga kestablian kadar oksigen, buatlah sistem aerasi yang baik. Kandungan garam Meski kolam ikan berisi air tawar, kandungan airnya boleh mengandung sedikit garam. Guna garam untuk menetralkan zat amonia dan nitrat. Amonia adalah limbah yang dihasilkan melalui pembusukan kotoran ikan. Dalam kadar tertentu dapat membahayakan ikan tersebut. Kadar garam yang diijinkan adalah 0,15 – 0,20 persen. Kandungan garam terlalu tinggi bisa merusak tanaman air, juga mengganggu kerja batu zeolit pada filter. Untuk mengukur kadar garam, Anda bisa menggunakan salinity meter, yang harganya sekitar Rp 700-Rp 800 ribu. (Al Anindito Pratomo)

sumber: https://properti.kompas.com/read/2012/01/10/12052142/Empat.Parameter.Air.Kolam.yang.Sehat

Hama dan Penyakit Ikan Nila

Hama dan penyakit ikan nila

Serangan penyakit jarang ditemukan mewabah secara besar-besaran dalam budidaya ikan nila. Kalau pun ada, hanya berupa serangan lokal. Namun pembudidaya tetap harus berhati-hati. Karena penyakit ikan nila bukan tidak mungkin datang mengganggu.

Kondisi paling rentan terhadap serangan hama dan penyakit biasanya terjadi pada fase pembenihan ikan nila, dari penetasan hingga pendederan. Penyakit ikan nila bisa ditularkan lewat aliran air, udara dan kontak langsung. Atau, terjadi karena kondisi lingkungan yang buruk.

Pengobatan hama dan penyakit pada ikan cukup menyita sumber daya dan biayanya mahal. Oleh karena itu, pencegahan harus lebih diutamakan dibanding pengobatan. Dilihat dari segi ekonomi tindakan pencegahan lebih efesien.

Pencegahan hama dan penyakit

Pencegahan merupakan langkah yang paling efektif untuk menekan resiko hama dan penyakit ikan nila. Karena bila hama dan penyakit sudah menyerang, ongkos penanggulangannya akan lebih besar.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah serangan hama dan penyakit ikan nila, diantaranya:

  • Pengolahan dasar kolam, yaitu pengeringan, pengapuran dan pemupukan. Pengeringan dilakukan dengan menjemur dasar kolam setiap kali hendak memulai budidaya. Sinar matahari bisa membunuh sebagian besar hama dan penyakit yang mungkin ada pada periode budidaya sebelumnya. Pengapuran dasar kolam juga membantu mematikan sebagian penyakit. Untuk lebih detailnya silahkan baca persiapan kolam untuk budidaya ikan.
  • Memasang filter atau saringan pada pintu pemasukan air untuk mencegah sebagian hama dan vektor pembawa penyakit masuk ke dalam kolam.
  • Lakukan secara rutin pemberantasan hama secara mekanis (diambil atau dibunuh) dan pemberantasan hama secara biologis (mempertahankan predator alami hama). Apabila hama tetap membandel bisa dipertimbangkan menggunakan obat-obatan kimia.
    Gunakan bibit ikan nila unggul yang tahan terhadap penyakit. Bibit sebaiknya didapatkan dari sumber terpercaya, seperti litbang-litbang perikanan.
  • Mengurangi kepadatan ikan agar tidak terjadi kontak antar ikan secara langsung. Dengan jarangnya populasi, kadar oksigen terlarut dalam air kolam akan lebih banyak.
  • Berikan pakan dengan takaran yang tepat untuk menghindari terjadinya penumpukan sisa pakan dalam kolam. Sisa pakan akan membusuk sehingga menurunkan kualitas lingkungan kolam dan menjadi tempat berkembangbiaknya bibit penyakit.
  • Lakukan penanganan ikan secara hati-hati pada saat penebaran atau pemindahan antar kolam, agar ikan tidak terluka yang memicu infeksi penyakit.

Apabila langkah pencegahan sudah dilakukan dan hama penyakit tetap muncul, baru lakukan pemberantasan hama dan pengobatan penyakit dengan menggunakan obat-obatan kimia. Yang perlu diingat, pemberian bahan kimia akan mendatangkan efek samping lain.

Pengobatan penyakit bisa dilakukan dengan memberikan bahan kimia pada kolam, merendam ikan yang sakit, mencampur obat dengan pakan, atau memberikan obat secara langsung pada tubuh ikan.

Hama ikan nila

Hama yang memangsa ikan nila tidak jauh berbeda dengan hama ikan air tawar tawar lainnya. Beberapa hama ikan nila yang paling sering dijumpai dan mempunyai efek mematikan diantaranya:

a. Notonecta

Masyarakat Jawa Barat menyebutnya bebeasan (menyerupai beras) karena terdapat bintik putih seperti beras. Hama ini menyerang benih ikan yang masih kecil. Upaya pencegahannya cukup sulit.

Bila jumlahnya sudah terlalu banyak, hama ini bisa diberantas dengan menyiramkan minyak tanah pada kolam. Jumlah minyak tanah yang diperlukan 5 liter tiap 1000 m2 luas kolam. Cara ini cukup efektif menekan populasi notonecta.

b. Larva cybister

Hama ini dikenal dengan nama ucrit, lebih mematikan dibanding notonecta. Warnanya kehijauan dan dapat bergerak dengan cepat. Bagian depan terdapat taring untuk menjepit mangsa, sedangkan di bagian belakangnya terdapat sengatan. Ucrit biasanya menyerang benih ikan.

Ucrit menyukai lingkungan kolam yang banyak mengandung material organik. Untuk mencegahnya, bersihkan kolam secara rutin dari gulma dan sampah organik. Bila sudah dewasa akan bermetamorfosis menjadi kumbang yang bisa meloncat antar kolam.

Bahan kimia yang mematikan bagi ucrit, akan mematikan juga bagi benih ikan nila. Oleh karena itu, hama ucrit hanya dianjurkan untuk diberantas secara mekanis dan mengefektifkan pencegahan.

Penyakit ikan nila

Ikan nila bisa dikatakan relatif tahan terhadap penyakit. Hingga saat ini belum pernah ditemukan wabah penyakit secara besar-besaran yang menyerang ikan nila. Tidak seperti budidaya ikan mas, yang sering dilanda wabah.

Secara umum, terdapat dua tipe penyakit ikan nila, yakni penyakit infeksi atau penyakit menular, dan penyakit non-infeksi yaitu disebabkan oleh kondisi lingkungan yang buruk. Berikut ini beberapa penyakit ikan nila dari jenis penyakit infeksi yang sering dijumpai:

  • Trichodina sp. Jenis mikroorganisme yang menjadi parasit pada ikan air tawar maupun ikan air laut. Parasit ini biasanya menyerang bagian luar seperti kulit, sirip dan insang. Tandanya terlihat luka pada organ-organi yang diserang. Bisa dicegah dengan menjaga sanitasi kolam dan memasang filter air atau bak pengendapan pada instalasi pengairan kolam. Pengobatan bisa dilakukan dengan merendam ikan yang sakit dalam larutan garam (NaCl) sebanyak 500-1000 mg/liter selama 24 jam. Atau dengan larutan formalin sebanyak 25 mg/liter.
  • Saprolegniasis. Penyakit yang disebabkan oleh sejenis jamur. Biasanya menyerang telur, larva dan benih ikan. Bagian tubuh yang diserang organ-organ luar. Penampakan penyakit ini seperti benang halus berwarna putih atau putih kecoklatan. Pengobatan dilakukan dengan merendam telur atau ikan yang terserang dalam larutan malachite green 1 mg/liter selama 1 jam, atau larutan formalin 200-300 mg/liter selama 1-3 jam, atau NaCl 5 gram/liter selama 15 menit.
  • Epistylis spp. Parasit ini umumnya menyerang organ-organ bagian luar seperti kulit, insang dan sirip. Ciri-ciri ikan yang terserang bagian insangnya berwarna merah kecoklatan, ikan sukar bernapas, gerakan lambat, dan pertumbuhannya terhambat. Penularan penyakit terjadi karena kontak langsung dengan ikan yang sakit. Pencegahannya dengan mengurangi padat tebar ikan. Pengobatannya dengan merendam ikan dalam larutan formalin 200 mg/liter selama 40 menit, atau KMnO4 20 mg/liter selama 15-20 menit.
  • Bercak merah. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Aeromonas dan Pseudomonas. Menyerang organ bagian dalam dan luar. Ciri-cirinya ada pendarahan pada bagian tubuh yang terserang, sisik terkelupas, perut membusung. Bila menyerang kulit akan terlihat borok. Ikan terlihat lemah dan sering muncul ke permukaan kolam. Bila di bedah bagian dalamnya mengalami pendarahan pada hati, ginjal dan limpa. Pengobatan bisa dilakukan dengan cara menyuntik, perendaman atau dengan mencampur obat pada pakan. Obat perendaman kaliumpermanganat 10-20 mg/liter selama 30-60 menit. Penyuntikan dengan tetramysin 0,05 ml per 100 gram bobot ikan atau kanamysin 20-40 mg/kg bobot ikan. Pencampuran pada pakan dengan oxytetracylin 50mg/kg pakan, diberikan setiap hari selama 7-10 hari.

Sedangkan penyakit non-infeksi yang banyak ditemukan dalam budidaya ikan nila disebabkan oleh:

  • Kualitas air. Kualitas air yang buruk membahayakan perkembangan ikan. Oleh karena itu kualitas air harus terus dipantau. Pastikan saluran masuk dan keluar tetap lancar. Bila air disirkulasikan untuk beberapa kolam, penggunaan bak penyaringan air lebih direkomendasikan. Air yang berkualitas akan membuat ikan selalu berada dalam kondisi bugar dan sehat.
  • Pakan. Pemberian pakan harus tepat jenis dan takaran. Pakan yang tersisa akan mengendap di dasar kolam, menurunkan kualitas air dan menimbulkan gas-gas berbahaya bagi ikan.
  • Keracunan. Keracunan pada ikan biasanya disebabkan oleh pemberian pakan yang salah, misalnya pakan kadaluarsa. Bisa juga disebabkan oleh adanya senyawa beracun dalam kolam, seperti H2S yang timbul dari pembusukan material organik di dasar kolam. Atau, polutan berbahaya yang terbawa dari sumber air.
  • Penanganan ikan. Dalam menangani ikan usahakan secara hari-hati. Misalnya saat penebaran atau pemindahan kolam, jangan sampai tubuh ikan terluka karena jaring atau benda keras lainnya. Luka pada tubuh ikan akan memicu penyakit.
  • Genetis. Gunakan selalu benih ikan yang baik. Penyakit juga bisa disebabkan oleh keturunan. Misalnya, bentuk tubuh ikan yang tidak sempurna atau cacat.
—–
Referensi

  1. Gufran Kordi. 1997. Budidaya ikan nila. Dahara Prize.
  2. Gusrina. 2008. Budidaya ikan Jilid 3. Kementrian Pendidikan Nasional.
  3. Usni Arie. 2004. Pembenihan dan pembesaran nila gift. Penebar Swadaya

sumber: https://alamtani.com/hama-dan-penyakit-ikan-nila/

Peran Probiotik pada Kolam Perikanan

Probiotik adalah mikroba yang menguntungkan bagi ikan yang dibudidayakan.  Mikroba itu antara lain bakteri asam laktat seperti Lactobacillus,  beberapa kelompok Bacillus seperti Bacillus pumilus, Bacillus lincheniformis, Bacillus pumilus.

Sifat probiotik dari bakteri yang menguntungkan bagi ikan dapat menekan pertumbuhan bakteri jahat (pathogen). Dengan probiotik Superzyme, maka ikan menjadi lebih sehat, bisa membantu proses penyembuhan ikan yang sakit, dan menjaga kualitas air sehingga tidak keruh ataupun berbusa serta melancarkan metabolisme ikan.

Dari berbagai sumber dan penelitian diketahui bahwa makanan yang difermentasi dengan probiotik jika masuk kedalam pencernaan makhluk hidup akan mudah dicerna serta lebih mudah terserap nutrisinya oleh tubuh yg mengkonsumsinya. Dalam hal ini adalah ikan.

Sebagai bahan perbandingan pakan tanpa probiotik; Nutrisi pakan yg diserap tubuh ikan maksimal 40% sedangkan pakan yg dicampur probiotik Nutrisi pakan yg terserap tubuh ikan lebih dari 40% bahkan dengan kondisi tertentu bisa sampe 70% jika difermentasi minimal 12 jam.

Dengan demikian penambahan probiotik pada pakan ikan akan sangat menguntungkan karena nutrisi pakan akan lebih banyak diserap ikan yang pada akhirnya akan meningkatkan bobot ikan dan membuat ikan lebih sehat dan memiliki nilai lebih untuk dijual. Penggunaan probiotik akan menghemat biaya juga karena penggunaan pakan akan lebih optimal.

Mendapatkan probiotik untuk ikan saat ini sangat mudah, karena banyak dijual di pasaran dan harganya pun relatif murah. Probiotik banyak digunakan karena manfaatnya yang banyak seperti:

  • Melawan jamur/sebagai anti jamur

  • Mengurai bahan organik, sisa pakan, metabolisme udang/ikan

  • Menekan pertumbuhan bakteri Vibrio spp

  • Menghilangkan bau dan mengurangi lumpur di periaran

  • Mempercepat pertumbuhan pertumbuhan udang/ikan serta tahan terhadap penyakit

Penerapan probiotik sebagai bahan tambahan untuk pakan cukup mudah namun harus melalui proses fermentasi terlebih dahulu. Berikut akan kami jelaskan teknik fermentasi bakteri probiotik yang baik agar manfaat yang dihasilkan bisa maksimal:

Formula 1

  • Tepung Ikan  :  20 KG

  • Dedak Halus  :  5 KG

  • Molase  :  5 LT

  • Ragi roti  :  100 GR

  • Probiotik :  2 LT

  • Air Tawar  :  80 LT

Bahan di atas dicampur dan dimasukkan pada drum plastik ukuran 200L dan diaerasi kuat menggunakan Hi-Blow atau aerator, untuk menciptakan proses fermentasi oleh bakteri secara aerobik.  Biarkan proses fermentasi ini selama 2-3 hari hingga bau harum fermentasi muncul dan diperkirakan jumlah bakteri mencapai 10 pangkat 8. Nah, saat inilah bakteri probiotik kita siap diberikan ke tambak udang/ ikan. Pemberian fermentasi probiotik dilakukan sekali setiap pagi hari, sebanyak 5PPM atau sekitar 10-50L probiotik per petak tambak (5000 m2).

Pada saat pemberian probiotik harus bersamaan dengan pemberian Molase sebanyak 5-10 L sebagai penyumbang unsur C (carbon) untuk pertumbuhan bakteri probiotik. Sebelum probiotik diberikan ke tambak, probiotik dicampur dengan Zeolite 1- 5 kg.

Untuk hasil yang lebih baik lagi bisa digunakan tambahan mulitivitamin ikan, berikut adalah formulanya:

Formula 2

  • Tepung Ikan  :  5 KG

  • Dedak Halus  :  4 KG

  • Urea  :  0,5 KG

  • Molase  :  10 LT

  • Ragi Roti  :  100 GR

  • Aquavit Multi Vitamin  :  40 GR

  • Zeolite Powder  :  1,5 KG

  • Superzyme  :  2 LT

  • Air Tawar  :  2000 LT ( 2 Ton )

Dengan teknik fermentasi yang baik penerapan probitik pada ikan akan sangat bermanfaat dalam mengurangi dan menghilangkan gas-gas beracun seperti Amonia, Nitrit dan Hidrogen Sulfida, sehingga dapat:

  • Meningkatkan kualitas air

  • Meningkatkan nafsu makan udang/ ikan dan pertumbuhan udang/ ikan

  • Meningkatkan ketahanan udang/ ikan terhadap serangan penyakit

Semoga bermanfaat!

sumber: https://www.isw.co.id/single-post/2016/04/26/Peran-Probiotik-pada-Kolam-Perikanan

TANTANGAN BUDIDAYA LELE DI INDONESIA

TANTANGAN BUDIDAYA LELE DI INDONESIA
shadow effect

Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Pemenuhan kebutuhan pangan menjadi sangat penting untuk mencapai ketahanan pangan. Jika kebutuhan pangan tidak terpenuhi, maka keseimbangan akan goyang dan guncang sehingga mengakibatkan kerentanan pangan. Sejarah mencatat bahwa pangan menjadi salah satu pemicu konflik atau permusuhan. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan akan pangan merupakan keniscayaan dalam membangun sebuah peradaban.

Saat ini, jumlah penduduk di dunia mengalami peningkatan, hal ini juga terjadi di Indonesia, bahkan penduduk di Indonesia merupakan salah satu penduduk terbesar di dunia, dengan jumlah kurang lebih 250 juta orang. Di sisi lain, penyempitan hutan, lahan produksi pangan, baik perikanan, pertanian dan peternakan semakin menjadi-jadi, dan hal ini sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesi. Konsekuensi daripada itu adalah produksi bahan pangan di Indonesia semakin hari semakin berkurang, dan akan berdampak pada pemenuhan kebutuhan pangan nasional.

Dampak dari kekurangan pasokan pangan tersebut, menyerang beberapa penduduk di Indonesia yang mengalami gizi buruk sehingga dapat menghambat pertumbuhan dan menimbulkan beberapa penyakit, khususnya busung lapar. Hal ini merupakan suatu kejadian yang ironis, dimana Indonesia merupakan negara kepulauan dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah ruah, gemah ripah loh jinawi.

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan atau lebih tepatnya menjaga ketahanan pangan haruslah seimbang, khususnya dari segi nutrisi maupun gizinya. Untuk itu, salah satu faktor penting dalam menjaga keseimbangan nutrisi adalah komponen penyusun bahan pangan tersebut, seperti protein, asam amino, lemak maupun asam lemaknya. Salah satu sumber dan bahan pangannya adalah ikan. Kenapa ikan? Karena ikan adalah bahan pangan yang kaya akan nutrisi, khususnya sumber protein (asam-asam amino) dan lemak (khususnya asam lemak omega-3, baik EPA maupun DHA).

Tentunya, sumber dan bahan pangan dari ikan sangatlah baik bagi manusia, namun karena sebagian besar penduduknya masih tergolong menengah ke bawah, harga ikanlah menjadi sangat penting. Oleh karena itu, salah satu bahan pangan dari ikan yang cocok dan tepat adalah ikan lele.  Lele merupakan bahan pangan yang merakyat, dimana hampir setiap lapisan masyarakat menyukainya dan menjadi favorit di atas piring.

Kemudian apa yang menjadikan lele sebagai bahan pangan yang ekonomis? Apa karena lele adalah ikan dengan gizi rendah? Tidak, ataukah daging lele tidak enak rasanya? Juga tidak. Beberapa penelitian melaporkan bahwa daging ikan lele memiliki nutrisi yang cukup tinggi, dengan kandungan protein sebesari 15-20% dan lele menyimpan asam-asam lemak yang dibutuhkan untuk perkembangan dan menjaga kesehatan, karena terdapat asam lemak omega-3. Berdasarkan temuan di lapangan menunjukkan bahwa orang yang tidak suka lele hanya karena bentuk dan habitat hidupnya. Sebagian besar karena terbawa suasana zaman dahulu kala atau bukan zaman now seperti saat ini, yang mana dahulu kala lele banyak terdapat pada lingkungan perairan yang menjijikan, tapi itu tempo dulu. Sekarang, sangat istimewa cara budidaya lele di Indonesia, bahkan saking larisnya, produksi lele secara nasional tahun 2016 sebesar 873.716 ton.

Dari data tersebut menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara dengan produksi lele terbesar, sampai-sampai beberapa kejadian dilaporkan bahwa beribu-ribu berceceran di jalan tol Jakarta, bahkan pada saat musim hujan dan banjir-pun tiba keberadaan lele begitu mempesona untuk ditangkap dan dipancing bagi warga yang dilanda banjir.

Dengan semangat pembangunan dan penguatan ketahanan pangan nasional, pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membangun Indonesia dari pinggir atau perbatasan dengan lele. Kenapa lele? Karena lele menjanjikan dan menggiurkan bagi masyarakat di perbatasan, sesuai nama panggilanya “Bahan Pangan yang Merakyat”. Inisisasi pembangunan perbatasan dengan budidaya lele adalah bentuk dari ikhtiar panjang pemerintah dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan dan pada akhirnya tercapailah kedaulatan pangan.

Budidaya lele di Indonesia memiliki cerita panjang, yang membutuhkan kreativitas dan inovasi tersendiri. Alhasil, mulai dari beredarnya nama-nama jenis lele, seperti lele Dumbo, Sangkuriang, Masamo, dan Mutiara. Selain itu, sistem budidaya, dari sistem budidaya tradisional, semi-flok, bioflok, sikulasi air, dan akuponik. Namun demikian, apakah budidaya lele di Indonesia saat ini sudah mencapai titik optimumnya? Tentu saja tidak, dan tidak ada kata akhir sampai kiamat-pun datang. Kenapa demikian? Karena tantangan-tantangan budidaya lele di Indonesia semakin bertambah hari semakin luar biasa. Dan berikut ini merupakan tantangan-tantangan yang muncul dan harus segera diselesaikan, diantaranya adalah:

 

1.  Pemilihan Benih dan Induk lele

Benih dan induk merupakan dua sisi mata uang yang tidak dapat terpisahkan, artinya jika kualitas induk lemah atau penyakitan, maka benih yang dihasilkan akan lemah dan mudah terserang penyakit. Oleh sebab itu, Induk dan benih mejadi kunci utama dalam melakukan budidaya lele. Kasus yang umum terjadi di masyarakat adalah tidak ada pergantian induk lele setiap 2 tahun sekali. Pasalnya Unit Pembenihan Rakyat (UPR) belum memiliki kemampuan untuk mengganti indukan tersebut. Pembudidaya hanya memijahkan induk yang lama kelamaan hasil perkawinannya menyebabkan terjadi backcross (perkawinan silang) sehingga kualitas keturuanan lele menjadi relatif menurun.

Selain itu, banyak pembenihan yang berkembang di masyarakat belum sepenuhnya menerapkan CPIB  (Cara Pembenihan Ikan yang Baik). Dalam penerapan CPIB ada 4 Aspek yang harus diperhatikan yaitu aspek teknis, aspek manajemen, aspek keamanan pangan dan aspek lingkungan.

 

2.  Proses Pembesaran Lele

Jika induk dan benih lele mempunyai kualitas dan dapat ditelusur jenisnya, maka langkah berikutnya adalah bagaimana melakukan proses pembesaran lele hingga ukuran konsumsi, yang umum di tengah masayarakat adalah size 8-10, artinya 1 kg lele berisi 8-10 ekor. Pada proses pembesaran lele, sesuai arahan pemerintah, pembudidaya ikan perlu menerapkan konsep CBIB atau Cara Budidaya Ikan yang Baik. CBIB merupakan sebuah konsep bagaimana memelihara ikan, agar ikan yang kita pelihara nantinya memiliki kualitas yang baik dan meningkatkan daya saing produk yaitu bebas kontaminasi bahan kimia maupun biologi dan aman untuk dikonsumsi. Disamping itu konsep CBIB juga menolong kita agar dalam proses pemeliharaan ikan menjadi lebih efektif, efisien, memperkecil resiko kegagalan, meningkatkan kepercayaan pelangggan, menjamin kesempatan eksport dan ramah lingkungan. Hal tersebut sesuai dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor. 02/MEN/2007.

Sama halnya penerapan CPIB, dalam penerapan CBIB ada 4 faktor yang harus diperhatikan yaitu aspek teknis, aspek manajemen, aspek keamanan pangan dan aspek lingkungan. Aspek teknis meliputi kelayakan lokasi dan sumber air, kelayakan fasilitas, proses produksi dan penerapan biosecurity. Penerapan biosecurity adalah sebuah upaya agar tempat budidaya tidak terkontaminasi zat-zat atau organisme berbahaya yang dapat mengganggu proses pemeliharaan. Aspek manajemen meliputi struktur organisasi dan manajemen serta pengolahan data untuk dokumentasi dan rekaman. Aspek keamanan pangan merupakan sebuah ketentuan bahwa dalam memelihara ikan tidak boleh menggunakan obat-obatan/bahan kimia/biologi yang dilarang yang bisa menyebabkan residu termasuk antibiotik. Aspek lingkungan adalah sebuah jaminan bahwa kegiatan budidaya ikan kita tidak mencemari lingkungan sekitar. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara mengendapkan air buangan dari proses budidaya ikan kita dalam sebuah bak sebelum dibuang ke perairan umum.

 

3. Kebutuhan Pakan

Pakan merupakan nutrisi untuk pertumbuhan ikan, yang umum mengandung protein, lemak, serat, karbohidrat, dan abu (mineral). Pakan yang baik untuk pekembangan dan pertumbuhan lele menjadi kunci utama dalam melakukan usaha pembesaran ikan lele. Pakan tersebut, umunya diperoleh dari pabrikan pakan karena formulasi yang diproduksi sesuai dengan kebutuhan ikan lele. Sebaliknya, beberapa pembudidaya ikan menggunakan pakan alami atau meracik sendiri pakan dengan bahan baku ikan rucah ataupun pakan dengan protein rendah yang diolah kembali dengan melakukan proses fermentasi. Bahkan, mohon maaf ada beberapa pembudidaya lele yang menggunakan bangkai ayam ataupun sisa-sisa limbah dari kotoran ayam dijadikan sebagai pakan, mengingat biaya operasional penggunaan pakan sangat tinggi, namun hal itu berdampak negatif dan membuat citra lele menjadi produk pangan yang kurang baik.

Oleh karena itu, pemakaian pakan dianjurkan menggunaan pakan jenis pelet yang diproduksi oleh perusahaan pakan yang kompatibel dan sudah berpengalaman di industri pakan, salah satunya adalah PT. Matahari Sakti atau yang lebih dikenal dengan MS. MS memproduksi pakan ikan lele dengan merek andalannya adalah LP dari brand Prima Feed. Pakan tersebut sudah teruji di pasaran, dan bahkan menjadi favorit para pembudidaya lele di Indonesia. Hasil survei perusahaan melaporkan bahwa pakan lele yang paling digemari para pembudidaya lele adalah LP. Maka ini membuktikan bahwa pakan LP sangat mendukung produktivitas lele, dan juga ramah lingkungan, sehingga pemakaian LP sesuai dengan standar CBIB.

 

4. Aspek Pemasaran

Satu hal yang menjadi ujung tombak dari usaha pembenihan dan pembesaran lele adalah aspek pemasaran. Pemasaran ini sangat menentukan harga dan nilai tawar lele di masyarakat, yang terpenting adalah dapat menentukan pendapatan bagi pembudidaya lele, sehingga kesejahteraan pembudidaya lele dapat tercapai. Namun faktanya, harga lele tidak beranjak naik walaupun kualitas lele yang dihasilkan oleh pembudidaya lele sangat baik. Umumnya harga lele yang dibeli di lokasi budidaya hanya berkisar Rp 14,000 hingga Rp 18,000 saja perkilogram-nya. Sebaliknya, harga yang dipakai tengkulak atau pun pedagang lele untuk menjualnya di pasaran mencapai Rp 24.000 hingga Rp 28.000 perkilogram-nya. Alhasil selisihnya cukup tinggi. Perlu dicatat bahwa biaya oprasional pembudiaya lele bisa mencapai 80-90%, adapun keuntungannya 10-20% saja.

Untuk itu, perlu adanya pengelolaan pasar yang baik oleh pemerintah untuk mendongkrak harga jual lele. Dengan adanya campur tangan pemerintah dalam membuat kebijakan harga dasar penjualan lele akan memberikan gairah pembudidaya lele di Indonesia.

Dari  penjelasan tersebut, memberikan gambaran tentang bagaimana menghadapai munculnya tantangan-tantangan dalam meningkatkan produksi pangan nasional melalui budidaya lele di Indonesia, yang mana saat ini menjadi unggulan program pemerintah dalam menjaga pemenuhan gizi masyarakat, khususnya pembagunan daerah perbatasan melalui program budidaya lele. Sehingga capaian ketahanan pangan dan keamanan pangan atau bahkan kedaulan pangan dapat tercapai dengan baik.

 

sumber: http://mataharisakti.com/article/tantangan-budidaya-lele-di-indonesia

PENTINGNYA BIOREMEDIASI TERHADAP BUDIDAYA UDANG VANAME

PENTINGNYA BIOREMEDIASI TERHADAP BUDIDAYA UDANG VANAME

Beberapa tahun terakhir ini, budidaya udang vaname di Indonesia menjadi pilihan tepat bisnis, khususnya di dunia perikanan. Udang vaname merupakan komoditas perikanan yang menjadi andalan karena mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, khususnya bagi masyarakat perikanan (petambak udang). Tingginya harga udang di pasar, menjadi alasan yang menggairahkan bagi para pelaku budidadaya udang vaname. Keuntungan yang didapat sangat fantastik, hanya dalam kurun waktu yang cukup singkat (3-4 bulan).

Di sisi lain, munculnya penyakit udang vaname baik jenis penyakit lama maupun penyakit baru menjadi perhatian khusus bagi petambak udang. Mulai dari White Spot Syndrome Virus (WSSV), Yellow Head Virus (YHV), Infectious Myonecrosis Virus (IMNV), Early Mortality Syndrome (EMS) dan belakangan ini yang ramai diperbincangkan adalah White Feces Disease (WFD). Timbulnya penyakit udang tidak datang begitu saja pasti ada penyebabnya. Salah satu penyebabnya adalah kerusakan lingkungan (menurunnya daya dukung lingkungan perairan).

Penyebab kerusakan kualitas lingkungan perairan tambak adalah tingginya kandungan bahan nitrogen anorganik, senyawa organik karbon, dan disulfida baik berasal dari sisa pakan, kotoran udang, maupun pemupukan dalam jangka waktu lama. Kandungan itu berdampak langsung terhadap kandungan senyawa amonia, nitrit, H2S dan senyawa karbon yang bersifat toksik pada sistem tambak udang vaname.

Berbagai penelitian dalam bidang bioremidiasi telah dilakukandan telah berhasil mengembangkan suatu konsorsia mikroorganisme yang mampu menghilangkan zat pencemar secara efisien. Dalam penerapan bioremidiasi pada aquaculture harus diperhatikan kondisi lingkungan yang harus dibuat sedemikian rupa sehingga sesuai untuk pertumbuhan mikroorganisme tersebut. Proses bioremidiasi oleh mikroorganisme ini merupakan suatu proses degradasi zat oleh enzim ekstraselular yang dihasilkan oleh mikroorganisme tersebut. Tingginya kadar nitrogen dalam pakan dan feses akan menyebabkan menurunnya nilai C/N ratio tanah. Maka diperlukan suatu mikroorganisme yang membawa pada laju peningkatan respirasi.

Bioremediasi didefinisikan sebagai proses penguraian limbah organik/ anorganik polutan secara biologi dalam kondisi terkendali. Penguraian senyawa kontaminan ini umumnya melibatkan mikroorganisme (khamir, fungi, dan bakteri). Pendekatan umum yang dilakukan untuk meningkatkan biodegradasi adalah dengan cara: (i) menggunakan mikroba indigenous (bioremediasi instrinsik), (ii) memodifikasi lingkungan dengan penambahan nutrisi dan aerasi (biostimulasi), (iii) penambahan mikroorganisme (bioaugmentasi).

Bioremidiasi adalah pemanfaatan organisme untuk membersihkan senyawa pencemar dari lingkungan. Pada proses ini terjadi biotransformasi atau biodetoksifikasi senyawa toksik menjadi senyawa yang kurang toksik atau tidak toksik. Proses utama pada bioremidiasi adalah biodegradasi, biotransformasi dan biokatalis. Didefinisikan sebagai proses penggunaan organisme hidup, terutama mikroornagisme, untuk mendegradasi bahan pencemar (toksikan) lingkungan yang merugikan ke tingkat atau bentuk yang lebih aman dalam hal memperbaiki/ mengembalikan kondisi suatu lingkungan yang telah mengalami penurunan kualitas menjadi seperti semula sesuai ndengan fungsinya masing-masing. Bioremediasi dapat memanfaatkan aktivitas metabolisme konsorsium bakteri agen bioremediasi yang terdiri dari bakteri nitrifikasi, denitrifikasi dan fotosintetik anoksigen.

Pada teknologi bioremediasi ini bakteri nitrifikasi akan mendegradasi amonia menjadi nitrit dan nitrat, bakteri denitrifikasi akan mendegradasi nitrat atau nitrit menjadi gas nitrogen, sedangkan bakteri fotosintetik anoksigenik akan mendegradasi senyawa hidrogen sulfida menjadi unsur sulfur.

Bioremediasi bertujuan untuk merombak bahan pencemar (senyawa toksik) menjadi senyawa tidak toksik dengan memanfaatkan mikroorganisme tertentu. Beberapa jenis atau kelompok bakteri telah dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai bakteri bioremediasi adalah bakteri nitrifikasi dan bakteri denitrifikasi, konsorsium bakteri Bacillus sp. dan Pseudomonas sp., campuran Bacillus sp. dan jamur Saccharomyces sp., serta konsorsium Bacillus sp., Nitrosomonas sp. dan Nitrosobacter sp. yang diintroduksikan ke dalam sistem perairan.

Percobaan menggunakan konsorsium bakteri bioremediasi yang pernah dilakukan oleh Pusat Penelitian Limnologi LIPI tahun 2005-2006 di tambak udang daerah Karawang-Jawa Barat menghasilkan produksi udang 5 ton/Ha dengan tingkat kelangsungan hidup 70 persen sedangkan pada tambak pembanding (bakteri bioremediasi komersial) produksi mencapai 4 ton/Ha dengan tingkat kelangsungan hidup 50 persen, dan tambak kontrol (tanpa bioremediasi) udang mati pada umur 40 hari karena kualitas air tambak yang buruk.

Bioremediasi

Proses Bioremediasi oleh Mikroorganisme (Manan, 2015)

Melalui penerapan bioremediasi ini, mari kita pulih dan sehatkan kembali daya dukung lingkungan perairan kita, khususnya tambak udang, sehingga produksi udang vaname di Indonesia terus meningkat dan berkelanjutan. Jayalah per(udang)an Indonesia.

 

sumber: http://mataharisakti.com/article/pentingnya-bioremediasi-terhadap-budidaya-udang-vaname

PANDUAN RELOKASI SARANG PENYU

FKPP MENJAWAB TANTANGAN PELESTARIAN PENYU DI RANAH MINANG

FKPP MENJAWAB TANTANGAN

Sumatera Barat merupakan salah satu destinasi wisata lokal dan internasional di Indonesia yang memiliki beragam keindahan alam, adat dan budaya. Salah satu bentuk upaya menarik minat wisatawan yaitu dengan menjadikan telur penyu sebagai ikon kuliner bagi para wisatawan yang datang ke Ranah Minang bahkan di Kabupaten Kepulauan Mentawai menjadikan penyu sebagai sumber makanan hewani. Adanya fenomena tersebut membuat Sumatera Barat menjadi sorotan dunia internasional karena penyu dan seluruh derivatnya (semua bentuk turunanannya termasuk telur penyu) dilindungi oleh peraturan internasional yaitu Appendix I CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora). Tidak sedikit kritik yang muncul kepada pihak—pihak terkait yang dianggap bertanggungjawab atas terjadinya eksploitasi penyu di Sumatera Barat.

Melihat fenomena maraknya eksploitasi penyu di Sumatera Barat, Bapak Andry Indryasworo Sukmoputro sebagai kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang yang berada di bawah Direktorat Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama dengan penyuluh perikanan yang ada di dalamnya serta stakeholder yang terkait (Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota Pesisir se-Sumatera Barat, BKSDA Sumatera Barat, POLRI, Akademisi dan beberapa pihak lainnya) berinisiatif untuk bersama-sama menjawab tantangan yang ada dengan membentuk Forum Koordinasi Pelestarian Penyu (FKPP) sehingga diharapkan semua pihak dapat saling bersinergi dalam upaya pelestarian penyu di Sumatera Barat. Hal tersebut juga dilakukan mengingat penyu selain masuk ke dalam Appendix I CITES juga dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati, sehingga upaya pelestarian penyu menjadi pekerjaan rumah bersama.

PADANG FAIR 2015 WADAH SOSIALISI

Setelah dikeluarkan SK Gubernur Sumatera Barat No………pada tanggal ….. Bulan ….. tahun 2015 sebagai wujud legalitas FKPP, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat sebagai instansi yang menjadi ketua FKPP beserta stakeholder terkait lainnya (BPSPL Padang, Loka Konservasi Kawasan Perairan Nasional (LKKPN) Pekanbaru, DKP Kota Padang, DKP Kota Pariaman dan BKSDA Sumatera Barat) menjadikan moment Padang Fair 2015 sebagai wadah dalam upaya penyuluhan dan sosialisasi pelestarian penyu kepada masyarakat sumatera barat khususnya kota padang. Melihat pentignya moment padang fair 2015 sebagai, penyuluh perikanan yang dipekrjakan di BPSPL Padang turut ambil bagian berpartisipasi aktif melakukan penyuluhan pelestarian penyu di Sumatera Barat. Menurut Febrian dan David Tambunan sebagai penyuluh yang ditugaskan untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat menjelaskan bahwa banyak sekali atensi masyarakat yang singgah dan melihat-lihat stand pameran FKPP, hal itu dikarenakan adanya daya tarik berupa display penyu hidup yang menjadi wahana edukasi dan media penyuluhan bagi masyarakat serta adanya media penyuluhan lainnnya seperti beragam jenis stiker dan folder yang dibuat semenarik mungkin.

Selain kunjungan dari masyarakat umum, stand pameran FKPP juga mencuri perhatian bapak Walikota Kota Padang (bapak Mahyeldi dan ibu), bapak Walikota Gunung Sitoli (bapak ……. Dan ibu) dan bapak Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan (KKJI) Ditjen KP3K Kementerian Kelautan dan Perikanan (Bapak Agus Dermawan). Tidak hanya berkunjung dan melihat-lihat stand FKPP, sebagai wujud nyata komitmen bapak walikota kota Padang mengajak seluruh warga kota padang untuk tidak mengeksploitasi penyu, yaitu dengan memberikan testimoni di stand FKPP yang berbunyi: “KEPADA SELURUH WARGA KOTA PADANG TERCINTA, MARI KITA LESTARIKAN PENYU DI KOTA KITA”.

SUMATERA BARAT BEBAS EKSPLOITASI PENYU

Dengan adanya komitmen bersama dari seluruh masyarakat sumatera barat dan kesinergisan dari seluruh stakeholder serta pihak-pihak terkait diharapkan pada tahun 2020 menjadi Sumatera barat bebas dari segala bentuk eksploitasi penyu. #LUH108

Terumbu Karang

Terumbu karang adalah batuan sedimen kapur yang terbentuk dari kalsium karbonat  yang dihasilkan oleh biota laut penghasil kalsium karbonat yang kemudian tersedimentasikan. Sedimentasi yang terjadi pada terumbu dapat berasal dari karang maupun dari alga.

Didalam dan sekitar terumbu karang hidup beraneka ragam biota yang umumnya merupakan hewan avertebrata. Hewan – hewan tersebut adalah seperti crustacea, siput dan kerang-kerangan, bulu babi, anemon laut, teripang, bintang laut dan leli laut, ikan – ikan kecil, ular laut, penyu laut, ganggang dan juga alga. Berbagai manfaat dapat dihasilkan oleh terumbu karang tetapi perlu diatur pengelolaannya karena terumbu karang merupakan ekosistem laut dangkal yang ada pada iklim tropis yang paling kompleks dan produktif tetapi juga  merupakan ekosistem yang paling rentan terhadap perubahan lingkungan dan juga daya dukung yang terbatas.

Terumbu karang banyak memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan dan lingkungan biota yang hidup disekitarnya dan juga bagi kehidupan manusia.  Berdasarkan manfaat yang diberikan, manfaat terumbu karang dibagi menjadi 3 kategori. Diantaranya adalah :

Terumbu Karang secara Ekologi

Manfaat terumbu karang secara ekologi dapat diartikan sebagai manfaat terumbu karang dalam hal hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. Manfaat – manfaat terumbu karang secara ekologi antara lain:

  1. Terumbu karang bermanfaat sebagai habitat dan sumber makanan bagi berbagai jenis makhluk hidup di laut. Disini banyak berbagai jenis makhluk hidup yang tinggal, mencari makan, berlindung, dan berkembang biak.
  2. Terumbu karang merupakan sumber keanekaragaman hayati yang tinggi. Dengan tingginya keanekaragaman hayati yang ada didalamnya, terumbu karang ini menjadi sumber keanekaragaman genetik dan spesies yang ditemukan memiliki ketahanan hidup yang lebih tinggi.
  3. Terumbu karang dapat bermanfaat sebagai pelindung bagi ekosistem yang ada disekitarnya, misalnya pada ekosistem fungsi hutan bakau, dan juga melindungi pantai dan daerah pesisir dari ombak besar. Terumbu karang dapat memperkecil energi ombak yang menuju ke daratan yang dapat menyebabkan abrasi pantai dan kerusakan sekitarnya.
  4. Terumbu karang dapat mengurangi penyebab pemanasan global yang terjadi dengan adanya proses kimia yang dilakukan oleh terumbu karang dan zooxanthellae. Proses kimia tersebut adalah proses perubahan gas CO2 menjadi zat kapur yang merupakan bahan pembentuk terumbu.

Terumbu Karang secara Sosial

Secara sosial terumbu karang dapat dimanfaatkan sebagai penunjang kegiatan pendidikan dan penelitian agar ekosistem didalamnya dan disekitarnya, serta tumbuhan dan hewan laut yang ada dalam ekosistem terumbu karang tersebut dapat lebih dikenal sehingga mudah untuk dipelajari. Hal ini akan sangat bermanfaat sebagai pengetahuan agar tindakan pengelolaan dan pelestarian yang dilakukan terumbu karang lebih tepat sehingga kerusakan terumbu karang dapat diatasi dengan mudah.

Selain itu, ekosistem wilayah terumbu karang juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi masyarakat, baik masyarakat lokal maupun masyarakat asing yang ingin melihat keindahaan yang dihasilkan oleh ekosistem terumbu karang ini.

Terumbu Karang secara Ekonomi

Manfaat terumbu karang secara ekonomi antara lain yaitu terumbu karang merupakan sumber perikanan yang tinggi. Karena didalamnya hidup berbagai jenis ikan yang dapat ditangkap untuk kebutuhan pangan manusia. Selain itu, terumbu karang juga merupakan sumber obat-obatan. Karena dalam terumbu karang terdapat bahan-bahan kimia yang telah diteliti oleh banyak ahli dapat menghasilkan obat bagi manusia.

  1. Disamping sebagai sumber perikanan dan sumber obat
  2. karena keindahaan yang dihasilkan oleh ekosistem terumbu karang, ekosistem ini dapat dijadikan objek wisata yang menarik sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang tinggal disekitarnya.
  3. Masyarakat sekitarpun dapat memanfaatkan biota yang hidup di terumbu karang, seperti rumput laut, udang, dan ikan untuk dijadikan sumber makanan yang nantinya dapat dijual sehingga menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat.
  4. Berbagai jenis ikan, teripang, dan rumput laut yang hidup di terumbu karang juga dapat dimanfaatkan sebagai bibit untuk budidaya.

Terumbu Karang di Indonesia

Sebagian wilayah Indonesia merupakan perairan dan berada pada wilayah iklim tropis seperti iklim di Indonesia sehingga sangat baik untuk pertumbuhan terumbu karang. Sekitar 1/8 terumbu karang yang ada di dunia terdapat di wilayah Indonesia yang tersebar di perairan Indonesia wilayah barat sampai wilayah timur. Luas keseluruhan terumbu yang ada pada perairan Indonesia adalah sekitar lebih dari 60.000 km². Hal ini menyebabkan Indonesia mempunyai keanekaragaman biota laut yang lebih banyak dibandingkan dengan negara lainnya didunia, khususnya pada negara – negara di wilayah Asia Tenggara.

Hal ini menyebabkan Indonesia menjadi pusat sebaran dari jenis karang yang ada di dunia. Di Indonesia terdapat sekitar lebih dari 350 spesies karang scleractinian dan 263 spesies ikan hias laut yang hidup didalamnya.Variasi bentuk pertumbuhan karangnya pun sangat kompleks dan luas. Akan tetapi kebanyakan terumbu karang yang ada di Indonesia sudah mengalami kerusakan. Hanya ada sekitar 7 % saja yang berada dalam kondisi sangat baik, 33% dalam kondisi cukup baik, 4% diantaranya dalam kondisi kritis, 46% telah mengalami kerusakan.

Penyebab kerusakan terumbu karang

Kerusakan yang terjadi pada terumbu karang di Indonesia umumnya disebabkan oleh ulah manusia yang serakah dan hanya mementingkan kepentingan diri sendiri serta kurangnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya manfaat terumbu karang. Ulah manusia yang mengakibatkan kerusakan pada terumbu karang adalah seperti penangkapan ikan dengan cara diracun atau menggunakan bahan peledak, penangkapan ikan berlebih, pencemaran fungsi lingkungan hidup bagi manusia , baik yang langsung dari laut ataupun pencemaran lingkungan dari darat yang terbawa ke laut, pembangunan  daerah pesisir, pemutihan karang (coral bleaching) dan juga polusi laut.

Saat ini upaya yang telah dilakukan untuk melesarikan kelestarian terumbu karang yang ada di Indonesia adalah seperti mengadakan program konservasi, pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan pemanfaatan pengelolaan jenis – jenis sumber daya alam khususnya sumber daya terumbu karang kepada masyarakat, dan juga penetapan hukum serta sosialisasi penataan hukum di bidang lingkungan dan ruang publik kehidupan. Walaupun masih sedikit sekali perhatian pihak pemerintah, pihak swasta ataupun pihak masyarakat sendiri terhadap hal ini. Masih banyak pula pihak – pihak yang belum menyadari tentang betapa pentingnya menjaga kelestarian terumbu karang. Karena harus diingat bahwa kelangsungan kelestarian terumbu karang secara tidak langsung akan berdampak pada kelangsungan kehidupan komunitas yang ada di daerah pesisir.